71 research outputs found

    Cardiac Patients for Non-Cardiac Surgery: Anesthetic Management in Patients with Permanent Pacemaker

    Get PDF
    Permanent pacemaker (PPM) are being used in greater frequency in managing patients with electrophysiology disorders. These patients can be presented for either cardiac or non-cardiac surgery after their device implantation. They also will undergo either general or regional anesthesia to facilitate the surgical procedure. As an anesthesiologist, understanding patients’ condition, pacemaker care and safe anesthetic technique of choice are very important to provide safe patient management.  Therefore, this literature reviewed and summarized a systematic approach which can be followed in managing these patients. Various approach and guidelines have been discussed in the literature on how to manage patients with PPM who will undergo anesthesia. In this literature, the American Society of Anesthesiology (ASA) standard was used as a framework for managing patients with PPM. Meanwhile, the decision of anesthesia technique that being chosen should be based on patients’ clinical condition, the surgical procedure itself, the duration of surgery, and the convenience of the surgeon. Overall, patients with PPM require special attention in perioperative management. Both anticipations of the patient’s condition and the performance of PPM must always be considered to provide safe anesthesia practice

    PENGARUH KONSENTRASI RAGI DAN MEDIA PEMBUNGKUS YANG BERBEDA TERHADAP KUALITAS TAPE BEKATUL DILIHAT DARI KADAR ETANOL

    Get PDF
    Bekatul sebagai limbah penggilingan padi selama ini hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak, padahal dalam bekatul terdapat nilai gizi yang cukup tinggi, yaitu kandungan karbohidrat lebih dari 55%. Oleh karena itu peneliti mencoba mengolah bekatul yang dianggap kurang bermanfaat menjadi produk baru yang murah dan mudah, yaitu bekatul difermentasikan menjadi tape bekatul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ragi dan media pembungkus yang berbeda terhadap kadar etanol tape bekatul. Pembuatan tape bekatul dilaksanakan di rumah penulis dan penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk destilasi etanol dan pengujian kadar etanol tape bekatul pada bulan Februari 2011. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dua faktor perlakuan yaitu konsentrasi ragi (5g dan 10g/0,5 kg) dan media pembungkus (daun pisang, daun waru dan kulit jagung) dengan tiga kali ulangan sehingga didapatkan 6 kombinasi perlakuan. Data dianalisis dengan ANOVA dua jalur dan dilanjutkan dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil). Hasil analisis kadar etanol diperoleh pada konsentrasi ragi F hit = 43,50 > F tab = 4,75; pada pembungkus F hit = 44,12 > F tab 3,88 sedangkan pada interaksi konsentrasi ragi dan pembungkus F hit = 0,77 < F tab = 3,88 pada taraf signifikan 5%. Dari analisis data penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh konsentrasi ragi (5g dan 10g/0,5 kg) dan media pembungkus (daun pisang, daun waru dan kulit jagung) terhadap kadar etanol tape bekatul, semakin tinggi konsentrasi ragi maka kadar etanol semakin meningkat dan penggunaan media pembungkus yang berbeda juga akan mempengaruhi tinggi rendahnya kadar etanol tape bekatul. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada rata-rata kadar etanol paling tinggi didapatkan pada perlakuan R2M2 (konsentrasi ragi sebanyak 10g/500g bekatul dengan pembungkus daun waru) sebanyak 14,96%, sedangkan rata-rata kadar etanol paling rendah didapatkan pada perlakuan R1M3 (Konsentrasi ragi sebanyak 5g/500g bekatul dengan pembungkus kulit jagung) sebanyak 6,14%

    A Comparative Study Between Thoracic Epidural Anesthesia and General Anesthesia for Patients Who Underwent Modified Radical Mastectomy with Axillary Lymph Node Dissection in De La Salle University Medical Center

    Get PDF
    BACKGROUND: To compare the recovery time and other related clinical outcomes among patients who underwent Modified Radical Mastectomy (MRM) with axillary lymph node dissection under Continuous Thoracic Epidural Anesthesia (CTEA) and General Endotracheal Tube Anesthesia (GETA).METHODS: A retrospective cross-sectional study with 70 patients who underwent MRM in De La Salle University Medical Centre (DLSUMC), categorized into GETA and CTEA group consisted of 35 patients each. Per oral premedications 15 mg midazolam, 40 mg omeprazole and 10 mg metoclopramide were given 1 hour prior to surgery. Intra-operative hypotension/hypertension, tachycardia/bradycardia status, length of Post-Anesthesia Care Unit (PACU) and hospital stay, and Post Operative Nausa and Vomiting (PONV) incidence were compared between 2 groups.RESULTS: Preoperatively, there were no significant differences between the groups in terms of subject characteristic. Intra-operatively, hypertension was more frequent in GETA group (28.6% vs. 0%), while hypotension was more frequent in the CTEA (80% vs. 57.1%). Tachycardia was more frequent in GETA group (46.6% vs. 0%), meanwhile bradycardia was more frequent in CTEA (40% vs. 17.1%). Postoperatively, the GETA group had shorter PACU stay than CTEA (230 mins vs. 267 mins), but CTEA group had a shorter time of hospital stay compared to GETA (58.1 hours vs. 67.7 hours). The incidence of PONV were comparable among the two groups (GETA 46.7% vs. CTEA 50%). Statistically there were no significant differences between the two groups in all of the above characteristics.CONCLUSION: CTEA technique has no effect on inducing hypertension and tachycardia, but hypotension and bradycardia may occur. Although GETA gives shorter PACU duration, CTEA gives shorter hospital stay. This gave impression that CTEA is an effective alternative technique to GETA in patients who underwent MRM with axillary dissection

    Analisis Yuridis Kewenangan Kepolisian Dalam Penanganan Perkara Pembunuhan Dengan Cara Mutilasi

    Get PDF
    Crime is a problem that humans face from time to time. Talking about crime, especially murder, continues to experience development accompanied by very diverse styles and forms, from the simplest to the most sophisticated methods. Sometimes the killings were carried out in heinous ways, such as torture, burning and even mutilation. It becomes an interesting thing because mutilation is murder which is followed by cutting the victim's body into several parts which is done with the aim of destroying evidence. Not only that, in the construction of criminal law in Indonesia there are no definite rules for the perpetrators of the crime of mutilation. Articles that are often used as the legal basis for mutilation offenders are Articles 338 and 340 of the Criminal Code with the maximum penalty being the death penalty, which is sometimes only an alternative to imprisonment. Recently, Semarang Regency was shocked by a murder case accompanied by mutilation where the perpetrator named Imam Sobari was a resident of Tegal Regency, Central Java (Central Java). Meanwhile, the victim was named Kholidatunni'mah, who is also a resident of Tegal Regency who works for a company in Ungaran, Semarang Regency. The purpose of this research is to find out the process of investigation and investigation by the police on murder cases accompanied by mutilation and the obstacles encountered. This research is a qualitative research using descriptive analysis method. In the process of investigation and investigation, the Semarang District Police were constrained by facilities and infrastructure that were not sufficient to support case disclosure, as well as from a regulatory standpoint, they did not specifically contain sanctions for perpetrators of murder by mutilation. Abstrak           Kejahatan merupakan persoalan yang dihadapi manusia dari waktu ke waktu. Berbicara mengenai kejahatan khususnya pembunuhan, terus mengalami perkembangan yang diiringi dengan gaya dan bentuk yang sangat beragam, dari cara yang paling sederhana sampai yang sangat canggih. Terkadang pembunuhan itu dilakukan dengan cara-cara yang keji seperti disiksa lebih dahulu, dibakar dan bahkan mutilasi. Menjadi suatu hal yang menarik karena mutilasi adalah pembunuhan yang diikuti dengan memotong-motong tubuh korban hingga menjadi beberapa bagian yang dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan bukti. Tidak hanya itu, masalah sanksi terhadap pelaku tindak pidana pembunuhan secara mutilasi ini dalam konstruksi hukum pidana di Indonesia belum ada aturan yang pasti. Pasal yang sering dijadikan sebagai dasar hukum pelaku tindak pidana pembunuhan secara mutilasi adalah Pasal 338 dan 340 KUHP dengan sanksi maksimal hukuman mati, yang terkadang hanya merupakan alternatif dari hukuman penjara. baru baru ini Kabupaten Semarang di hebohkan dengan kasus pembunuhan disertai mutilasi dengan pelaku bernama Imam Sobari merupakan warga Kabupaten Tegal, Jawa Tengah (Jateng). Sedangkan, korban bernama Kholidatunni’mah, yang juga warga Kabupaten Tegal yang bekerja di sebuah perusahaan di Ungaran, Kabupaten Semarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses penyelidikan dan penyidikan oleh polisi terhadap kasus pembunuhan yang disertai dengan mutilasi beserta kendala-kendala yang dihadapi. Penemlitian ini merupakan penelitian kualitatif dnegan menggunakan metode deskriptif analisis.  Dalam proses penyelidikan dan penyidikan Polres Kabupaten Semarang tekendala oleh sarana dan prasarana yang belum cukup mendukung terkait pengungkapan kasus, begitupun dari segi peraturan belum memuat secara khusus sanksi untuk pelaku pembunuhan dengan mutilasi

    The Correlation of Psychological Well-Being with Work Engagement for Millennial Workers in Malang City

    Get PDF
    Covid-19 does not only have impact on the psychological well-being but also the work conditions of each individual. Psychological well-being is a concept of happiness that is present in every individual and is formed from various kinds of life experiences, both positive and negative. Psychological well-being is one of the factors that can affect work engagement. Work engagement requires a positive attitude based on vigor, dedication and absorption to be involved emotionally, cognitively, physically in the professional environment. This study aims to determine the relationship between psychological well-being and work engagement for millennial workers during Covid-19 pandemic. The methods used were quantitative and correlational. The research sample was 50 millennial workers who work in Malang City. The sample was taken using the incidental sampling technique. The Utrecht Work Engagement Scales (UWES) and the Psychological Well-being Scales were used. Data analysis was conducted using Pearson product moment correlation. The results showed that there was a positive and significant relationship between psychological well-being and work engagement for millennial workers in Malang. This means that millennial workers tend to have a positive attitude towards a job. Keywords: Psychological well-being, Work Engagement, Millennial Workers, Covid-19 pandemic perio

    Hubungan kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dengan sikap kepemimpinan siswa: Penelitian di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Kota Bandung

    Get PDF
    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang sudah mencetak prestasi dengan baik namun masih banyak siswa enggan menjadi pemimpin baik dalam kegiatan berkelompok, dan susah diatur oleh sesama temannya maupun oleh pembina pramuka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:1) Kegiatan ekstrakurikuler pramuka di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Kota Bandung, 2) Sikap kepemimpinan siswa di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Kota Bandung, 3) Hubungan kegiatan ekstrakurikuler pramuka dengan sikap kepemimpinan siswa di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Kota Bandung. Pemikiran yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 menjadi latar belakang diadakannya penelitian ini, yang menyatakan bahwa hak peserta didik adalah mendapat perlakuan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. Hal ini dapat diwujudkan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan oleh pihak madrasah/sekolah. Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian korelasional dengan metode yang digunakan adalah metode deskriptif-kuantitatif. Teknik penelitian yang digunakan adalah angket, dan observasi dengan sampel sebanyak 50 siswa. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah uji coba instrumen, analisis parsial, analisis korelasi, dan analisis koefisien determinasi. Berdasarkan hasil penelitian hubungan kegiatan ekstrakurikuler pramuka dengan sikap kepemimpinan siswa di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Kota Bandung dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1) Kegiatan ekstrakurikuler pramuka di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Kota Bandung diperoleh 3,59. Nilai tersebut termasuk kualifikasi tinggi, karena berada pada rentang interval 3,40 – 4,19. 2). Sikap kepemimpinan siswa di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Kota Bandung diperoleh 3,57. Nilai tersebut termasuk kualifikasi tinggi, karena berada pada rentang interval 3,40 – 4,19. 3). Hubungan kegiatan ekstrakurikuler pramuka dengan sikap kepemimpinan siswa di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Kota Bandung, terdapat hubungan yang kuat antara kegiatan ekstrakurikuler pramuka dengan sikap kepemimpinan siswa berdasarkan perhitungan analisis korelasi yang menunjukan arah hubungan variabel kegiatan ekstrakurikuler pramuka dengan sikap kepemimpinan yaitu dengan melihat angka pearson korelasi, pada hasil bernilai positif yaitu 0,622. Adapun hasil analisis kontribusi variabel bebas (independent) kegiatan ekstrakurikuler pramuka terhadap variabel terikat (dependent) sikap kepemimpinan siswa Kelas V MIN 2 Kota Bandung adalah sebesar 38,7% sedangkan 61,3% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak di teliti dalam penelitian ini

    ANALISIS YURIDIS KEWENANGAN KEPOLISIAN DALAM PENANGANAN PERKARA PEMBUNUHAN DENGAN CARA MUTILASI

    Get PDF
    Kejahatan merupakan persoalan yang dihadapi manusia dari waktu ke waktu. Berbicara mengenai kejahatan khususnya pembunuhan, terus mengalami perkembangan yang diiringi dengan gaya dan bentuk yang sangat beragam, dari cara yang paling sederhana sampai yang sangat keji. Terkadang pembunuhan itu dilakukan dengan cara-cara yang keji seperti disiksa lebih dahulu, dibakar dan bahkan mutilasi. Menjadi suatu hal yang menarik karena mutilasi adalah pembunuhan yang diikuti dengan memotong-motong tubuh korban hingga menjadi beberapa bagian yang dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan bukti. Tidak hanya itu, masalah sanksi terhadap pelaku tindak pidana pembunuhan secara mutilasi ini pasal yang sering dijadikan sebagai dasar hukum pelaku tindak pidana pembunuhan kepada aturan pasal 338 dan 340 KUHP dengan sanksi maksimal hukuman mati. Kabupaten Semarang terdapat kasus pembunuhan disertai mutilasi dengan pelaku bernama Imam Sobari merupakan warga Kabupaten Tegal, Jawa Tengah (Jateng). Sedangkan, korban bernama Kholidatunni’mah, yang juga warga Kabupaten Tegal yang bekerja di sebuah perusahaan di Ungaran, Kabupaten Semarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses penyelidikan dan penyidikan oleh polisi terhadap kasus pembunuhan yang disertai dengan mutilasi beserta kendala-kendala yang dihadapi. Penemlitian ini merupakan penelitian kualitatif dnegan menggunakan metode deskriptif analisis. Dalam proses penyelidikan dan penyidikan Polres Kabupaten Semarang telah mememukan bukti-bukti yang mampu mengungkap kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Imam Sobari. Bukti-bukti tersebut antara lain alat yang digunakan untu membunuh, potongan tubuh yang ditemukan di beberapa lokasi, dan kronologi kejadian yang menunjukan bahwa pelaku bersama dengan konban sebelum korban ditemukan dalam keadaan termutilasi. Namum dalam pelaksanaannya masih tekendala oleh sarana dan prasarana yang belum cukup mendukung terkait pengungkapan kasus, begitupun dari segi peraturan belum memuat secara khusus sanksi untuk pelaku pembunuhan dengan mutilasi

    Optimasi Proses Penyerapan SO3 pada Kinerja Kolom Absorber Menggunakan Proses Double Contact Double Absorption (DCDA)

    Get PDF
    Asam sulfat merupakan senyawa kimia yang keberadaannya banyak dipakai dan dibutuhkan serta perannya penting dalam proses produksi pada bidang industri. Asam sulfat digunakan sebagai agen dehidrasi, katalis, reaktan aktif dalam proses kimia, pelarut, dan penyerap. Dalam industri, asam sulfat diproduksi dan dipasok dalam tingkat kemurnian yang tepat untuk baterai penyimpanan, rayon, tawas, pewarna, dan industri farmasi. Proses SO3 absorption merupakan salah satu tahap untuk memproduksi asam sulfat dan merupakan tahap paling krusial dalam pembuatan asam sulfat. Karena dalam prosesnya timggi-rendahnya konsentrasi asam sulfat yang dihasilkan dipengaruhi oleh kondisi operasi dalam absorption tower. Namun umumnya absorption tower dalam proses SO3 absorption tidak menyerap SO3 yang masuk secara efisien, sehingga masih ada rasio SO3 yang tidak terserap dan dikeluarkan ke sistem. Untuk menginvestigasi masalah diatas, optimasi yang ditentukan adalah dengan cara mengetahui pengaruh suhu dan tekanan terhadap proses SO3 absorption di dalam absorption tower dan merancang kolom absorber dengan menggunakan II kolom absorber bertipe Double Contact Double Absorption (DCDA). Simulasi dilakukan dengan menggunakan Aspen HYSYS berdasarkan data desain dari kondisi eksisting dan optimasi didasarkan pada retrofit kolom absorber II pada pabrik asam sulfat yang telah dirancang. Berdasarkan hasil kalkulasi perancangan kolom absorber, digunakan tipe absorber sieve tray tipe cross flow karena tipe tersebut memenuhi syarat sebagai kolom absorber dan kolom stripper karena berada di daerah operasi stabil. Hasil optimasi yang diperoleh yakni retrofit pabrik asam sulfat menggunakan DCDA menaikkan nilai efisiensi produksi dari 94,98% menjadi 99.82%

    PENDAMPINGAN NILAI - NILAI KEPAHLAWANAN, KEPERINTISAN, DAN KESETIAKAWANAN SOSIAL (K2KS) DAN PENGUATAN MENTAL KEPADA PENERIMA MANFAAT

    Get PDF
    Kegiatan pengabdian kepada Masyarakat di Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur dibimbing oleh pembimbing lapang dan pembimbing akademik. Peran pembimbing lapang dalam kegiatan pengabdian kepada Masyarakat kerja ini adalah sebagai fasilitator yang memberikan petunjuk sertainformasi bagi peserta pengabdian kepada Masyarakat sesuai dengan topik yang telah dibahas selama kegiatan &nbsp;pengabdian kepada Masyarakat berlangsung. Sedangkan peran pembimbing akademik sebagai fasilitator dalam bidang akademik untuk memastikan peserta&nbsp; pengabdian kepada Masyarakat telah melakukan kegiatan &nbsp;pengabdian kepada Masyarakat sesuai dengan prosedur atau peraturan yang telah ditetapkan. Metode pelaksanaan pada kegiatan pengabdian kepada Masyarakat bersifat deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan Kegiatan pengabdian kepada Masyarakat dilakukan selama 1 bulan. pengabdian kepada Masyarakat Dimulai pada tanggal 13 Maret sampai dengan 14 Maret 2023. Pada minggu pertama pengabdian kepada Masyarakat mahasiswa diperkenalkan lingkungan dan ditempatkan membantu penataan arsip tata usaha. Pada&nbsp; minggu&nbsp; kedua sampai keempat mahasiswa dibagi pada bidang K2KS untuk ikut membantu mensosialisasikan nilai Kepahlawanan, Keperintisan, dan Kesetiakawanan Sosial (K2KS), ikut mendata peringkat permasalahan calon Penerima Manfaat&nbsp;&nbsp; dan ikut serta dalam memberikan layanan pendampingan dan penguatan mental kepada Penerima Manfaat yang telah selesai melaksanakan proses bimbingan dan rehabilitasi sosial. Selama pengabdian kepada Masyarakat penulis mendapat ilmu dari pekerjaan tiap bidangnya dan menemukan suatu hal yang baru yang tidak didapatkan saat dalam perkuliahan
    corecore